Rabu, 08 April 2009

Ketika Aku Hamil

Alhamdulillah wasyukru lillah. Aku panjatkan puji syukur kepada Allah atas karunia yang diberikan kepada kami.
Satu bulan setelah kami menikah, Allah memberikan amanah kepadaku dengan mengaruniakan seorang janin di rahimku yang akan terlahir ke dunia ini. Aku dan suamiku sangat bahagia mengetahui hal itu. Meskipun ini terlalu cepat, tapi kami sangat bersyukur karena banyak orang yang menginginkan keturunan tapi Allah belum memberikan amanah itu kepadanya.
Kehamilan adalah karunia yang agung yang harus kita syukuri, meskipun demikian tidak ada kebahagiaan di dunia ini tanpa diselingi dengan ujian dan cobaan.
Selama sembilan bulan aku mengandung, beribu cobaan menghampiriku, cobaan itu tidak datang dari luar, melainkan dari kami berdua, aku dan suamiku.
Pada saat itu emosi kami berdua sedang labil. Suamiku sedang menghadapi masalah di kantor dan juga banyak tugas-tugas kuliah yang membebaninya. Sedangkan aku, perubahan yang terjadi pada diriku, ketika perutku mulai membesar dan rasa letih pada badanku, sangat mempengaruhi emosiku, sehingga aku menjadi labil.
Kesalahfahaman sering terjadi antara aku dan suamiku, bahkan itu hampir terjadi setiap bulan selama aku hamil. Tidak hanya itu, akupun pernah diuji dengan rasa cemburu yang amat besar pada suamiku.
Hal itu sangat mengganggu kondisi janinku saat itu. Akupun sering menangis sediri tanpa sebab. ketika itu ingin rasanya aku berbagi dengan suamiku tentang kondisi psichisku, tapi itu tak bisa kulakukan karena aku tahu sudah banyak beban yang harus dipikul oleh sumiku.
Pada saat itu aku hanya bisa berdoa memohon kepada-Nya agar diberi kesabaran untuk menjalani semua cobaan ang diberikan.
Keadaanku yang sangat labil itu ternyata berpengaruh pada keadaan janinku. Di akhir kehamilanku, pada usia 8 bulan kehamilanku,berat badan janinku belum memenuhi standar berat badan bayi normal. Aku sangat sedih, tapi aku mencoba untuk terus bersabar dan berdoa. Dan alhamdulillah pada usia 9 bulan ,berat badan janinku telah memnuhi target.
Begitulah cobaan yang harus aku alami selama hamil, tapi aku terus bersabar dan aku mencoba untuk menutupi kesedianku saat itu dengan kabahagiaan yang aku rasakan dengan akan terlahirnya buah hati kami ke dunia ini.
Aku yakin bahwa cobaan yang aku alami akan berakhir dengan kesabaran dan doa yang selalu aku panjatkan kepada-Nya. Amin

Rabu, 01 April 2009

Kado Terindah di Hari Ulang Tahunku

24 tahun yang lalu aku dilahirkan ke dunia ini. Hari ini usiaku telah genap 24 tahun dan itu berarti sisa umurku semakin sedikit untuk bisa beribadah kepadaNya.
Aku sangat bersyukur, karena hari ini adalah hari yang istimewa dalam hidupku.
Tanpa ku duga sebelumnya, tepat pukul 00.00 orang yang sangat aku sayangi dan aku hormati, yaitu suamiku membangunkan aku dari tidurku yang lelap. Dan subhanallah......aku sangat bahagia Tidak hanya itu, ia juga memberikan sesuatu yang sangat aku suka. Kata-katanya begitu lembut dan untaian doanya begitu tulus sehingga membuat aku tak kuasa lagi membendung air mata kebahagiaanku. Sungguh ini merupakan kado terindah di hari ulang tahunku.
Ya Allah.... aku bersyukur kepadaMu atas nikmat yang Engkau berikan kepadaku. Engkau berikan kepadaku seorang suami yang sangat menyayangi aku, mencintai aku dan dan kenal lelah untuk membimbingku.
Ya Allah.... hari ini sisa umurku semakin berkurang
Aku berdoa kepadaMu...semoga Engkau memberkahi sisa-sisa umurku
sehingga aku selalu berada di jalan yang Engkau ridhoi
Ya Allah.....aku juga berdoa untuk suamiku
lindungilah suamiku dari segenap mara bahaya
dan semoga Engkau berikan balasan yang lebih baik
atas apa yang telah ia berikan kepadaku selama ini.
Terima kasih suamiku....
atas semua yang kau berikan kepadaku selama ini
aku sangat bahagia dan sangat bersyukur
karena Allah telah memilihkan aku pendamping hidup sepertimu

Hari-hari Setelah Pernikahan

Satu minggu setelah hari pernikahan, aku harus meninggalkan keluargaku yang telah merawatku dari kecil untuk memulai hidup baru dengan suamiku.
Aku akan memulai sebuah kehidupan di tempat yang baru, lingkungan yang baru dan pendamping yang baru.
Meski kami harus meninggalkan keluarga, kami merasa bahagia karena kami telah bersatu untuk bersama-sama mengarungi bahtera kehidupan ini.
Banyak jalan untuk megarungi kehidupan ini. Dan bukan hal yang mustahil jika terdapat kerikil atau bahkan duri di sepanjang jalan yang akan kita lalui itu.
Aku sangat bahagia menjalani hari-hari pertamaku bersama suamiku. Tapi kebahagiaan itu juga harus kami lalui dengan melewati duri-duri kecil dengan penuh hati-hati.
Yach...banyak cobaan yang harus kami terima dan kami lalui dengan penuh kesabaran. Dan nampaknya Allah terus menguji kesabaran kami.
Perbedaan dan kesalahfahaman adalah hal yang biasa terjadi antara pasangan suami istri. Dan itulah cobaan yang harus kami hadapi di hari-hari tahun pertama setelah kami menikah.
Pernikahan adalah sebuah kehidupan yang baru, dimana aku harus menyadari bahwa aku tidak lagi hanya mengharapkan perhatian dan kasih sayang, tap aku juga harus memberikan kasih sayang dan perhatian itu kepada suamiku.
Saling memberi, saling melengkapi dan saling memahami. Itulah kunci utama dalam kehidupan rumah tangga.
Terkadang aku masih menampakkan sifat kekanak-kanakanku di depan suamiku, api aku bersyukur karena sumiku bisa memahami keadaanku dan terus mencoba untuk menasihatiku dan mengajariku untuk bersikap lebih dewasa.
Pada mulanya aku tidak bisa menerima perbedaan dan kesalahfahaman yang terjadi di antara kami berdua. Tapi lambat laun aku sadar bahwa itulah yang bisa mengantarkanku menjadi lebih dewasa dalam menghadapi semua permasalahan yang terjadi dalam rumah tangga kami.
Aku yakin ketika aku bisa memberi,melengkapi dan memahami suamiku, maka akupun akan mendapatkan itu semua dari suamiku.
"No one is perfect" tidak ada satupun orang yang sempurna. Ketika aku memiliki kekurangan, aku yakin bahwa suamiku akan melengkap kekuranganku itu dan ketika suamiku memiliki kekurangan akupun akan berusaha untuk melengkapi kekurangan itu. Karena hakikat pernikahan adalah menyatukan dua insan yang berbeda untuk saling melengkapi satu sama lain.
Apa yang kita bayangkan terkadang tidak seindah apa yang kita alami. Tapi apa yang kita alami akan terasa lebih indah jika kita bisa menjalaninya dengan selalu bersabar, tawakkal dan bersyukur atas semua nikmat yang telah diberikan oleh Allah kepada kita.
Suamiku adalah pangeranku, keluargaku adalah permataku dan rumahku adalah surgaku. Aku akan selalu menjaganya dari badai yang menerjangnya.